Eskalasi ancaman Rezim Zionis Israel terhadap Lebanon dalam beberapa
hari terakhir serta meningkatnya pelanggaran zona udara negara ini oleh
jet-jet tempur Tel Aviv telah membangkitkan reaksi keras petinggi
Beirut.
Dalam hal ini, Presiden Lebanon Michel Sleiman
mengutuk ancaman Israel baru-baru ini terhadap negaranya dan menilainya
sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional. Sleiman mengatakan
dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (30/1) bahwa ancaman Tel Aviv
rezim juga melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 yang
mengakhiri perang 33 hari antara gerakan perlawanan Lebanon (Hizbullah)
dan Tel Aviv.
"Ancaman Israel jelas melanggar
Resolusi 1701 pada tingkat politik dan internasional, di samping
prinsip-prinsip hak asasi manusia," tambah Sleiman.
Statemen
Sleiman ini muncul setelah komandan angkatan udara Israel, Mayor
Jenderal Amir Eshel mengancam akan menargetkan daerah pemukiman Lebanon.
Eshel menuduh gerakan perlawanan Lebanon (Hizbullah) membangun
pangkalan di daerah-daerah tersebut dan menggunakan warga sipil sebagai
perisai manusia.
Sleiman menyatakan bahwa ancaman
tersebut akan menciptakan instabilitas di tengah masyarakat. Presiden
Lebanon juga mendesak masyarakat internasional dan PBB untuk menangani
masalah ini. Tel Aviv telah berulang kali mengancam menyerang Lebanon
sejak berakhirnya perang 33 hari pada tahun 2006.
Bulan lalu, Panglima militer Lebanon, Jenderal Jean Qahwaji mengatakan
militer akan mereaksi setiap agresi Israel. Dia menambahkan bahwa
militer telah berkomitmen untuk mengimplementasikan semua resolusi Dewan
Keamanan PBB khususnya resolusi 1701.
Pesawat-pesawat tempur Israel melanggar wilayah udara Lebanon hampir
setiap hari dan Tel Aviv mengklaim penerbangan tersebut dimaksudkan
untuk pengawasan serta penjagaan.
Pemerintah Lebanon,
Hizbullah dan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) telah
berulang kali mengutuk pelanggaran zona udara Beirut oleh Tel Aviv dan
menilainya sebagai pelanggaran nyata terhadap Resolusi PBB 1701 dan
kedaulatan Lebanon
Sementara itu, Rezim Zionis Israel
dalam koridor kebijakan haus perang dan ketamakannya untuk mencaplok
lebih besar Timur Tengah terus meningkatkan petualangan dan ancamannya
kepada negara kawasan. Dalam hal ini, jet-jet tempur Tel Aviv dalam
beberapa hari terakhir semakin gencar melanggar zona udara Beirut.
Ulah Tel Aviv ini jelas-jelas melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB no
1701 yang melarang Israel melanggar wilayah Lebanon serta tindakan
provokatif terhadap negara ini. Tindakan Israel ini menunjukkan bahwa
kerakusan rezim ilegal tersebut terhadap Lebanon tidak pernah habis dan
Tel Aviv terus mencari kesempatan untuk memperluas penjajahannya
terhadap Beirut.
Di sisi lain, eskalasi pelanggaran
Israel terjadi di saat Lebanon dalam beberapa bulan lalu mengalami
kevakuman politik dan kabinet baru belum juga terbentuk akibat sabotase
kubu 14 Maret yang pro Barat. Tak hanya itu, kini Beirut dihadapkan pada
konspirasi baru yang dilancarkan oleh negara-negara Barat pendukung
Israel sehingga fenomena aksi terorisme mulai marak di negara ini
khususnya aksi teror yang ditebar oleh kelompok Takfiri.
Pasca pengunduran diri Najib Mikati dari posisi Perdana Menteri pada
Maret 2013, Tammam Salam ditunjuk parlemen pada 6 April 2013 untuk
membentuk kabinet baru, namun akibat friksi internal sampai saat ini ia
belum juga mampu membentuk pemerintahan.
Bagaimana pun
juga tidak adanya koordinasi dan persatuan politik di Lebanon sama
halnya dengan peluang bagi Israel untuk menindaklanjuti ambisi busuknya
terhadap negara ini. Menurut prediksi rezim ilegal ini, Tel Aviv,
kondisi seperti ini merupakan peluang paling tepat untuk memajukan
ambisinya.
Patut dicatat bahwa eskalasi ancaman dan
pelanggaran terhadap Lebanon juga menjadi parameter bagi Israel untuk
menyaksikan reaksi bangsa Lebanon. Sementara itu, reaksi tegas petinggi
Lebanon terhadap kebijakan arogan Israel dan dukungan pasti mereka
terhadap muqawama anti Zionis serta keberlanjutannya merupakan salah
satu pilar pertahanan Lebanon di samping militer. Hal ini juga merupakan
pesan bahwa bangsa Lebanon dengan teliti mengawasi konspirasi Israel
dan pendukungnya.
(*IRIB)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar